![]() |
Menara Juche di Pyongyang, Korea Utara |
Korut, yang dilaporkan juga mengalami musibah kelaparan, mampu mengaktifkan kembali reaktor nuklirnya yang diarahkan kepada "saudaranya", Korea Selatan. Mungkinkah jawabannya berada di lima fakta budaya Korut di bawah ini?
1. Juche
Juche merupakan ide yang digagas presiden pertama Korut, Kim Il-sung. Inti pemikiran ini adalah warga Korut harus bergantung pada diri mereka sendiri untuk pembangunan bangsa. Il-sung ingin agar warganya mempertahankan kemandirian politik dan ekonomi.
Secara esensi, ide ini menutup Korut dari hubungan diplomatik dan ekonomi dari negara-negara lain di dunia. Sayangnya ide ini sulit diterapkan ketika Korut mengalami bencana kelaparan pada tahun 1990-an.
2. Pemimpin yang dimitoskan
![]() |
Ilustrasi Kim Il Sung, presiden pertama Korea Utara yang diabadikan dalam perangko. |
Ilustrasi Kim Il Sung, presiden pertama Korea Utara yang diabadikan dalam prangko. (Thinkstockphoto)
Hari ulang tahun Kim Jong-il, anak dan presiden kedua, diperingati sebagai libur nasional. Kelahirannya bahkan diagungkan sebagai "kiriman surga". Sedangkan Kim Jong-un, cucu dan presiden ketiga, dianggap sebagai "putra yang lahir di surga".
3. Kamp konsenterasi
Dilaporkan oleh pemerintah Korsel, sekitar 154 ribu warga Korut ditawan di kamp konsentrasi. Namun, menurut perhitungan lembaga internasional lain, jumlah ini nyaris menyentuh angka 200 ribu orang.
Ada enam kamp yang kesemuanya dikelilingi pagar listrik. Menurut salah satu saksi yang berhasil kabur, ada dua kamp untuk rehabilitasi dan pelepasan tahanan. Tapi sisanya merupakan penjara untuk seumur hidup.
4. Keseharian di Korut
![]() |
Patung di Pyongyang, Ibu Kota Korea Utara. |
NYTimes juga pernah melansir hasil wawancara warga Korut lainnya di Cina yang menyatakan mereka memiliki DVD selundupan agar tahu bagaimana kehidupan di dunia luar.
5. Adaptasi untuk bertahan hidup
"Edukasi di Korut tidaklah berguna untuk kehidupan kecuali untuk di Korsel," ujar Gwak Jong-moon, pengungsi Korut yang merupakan mantan Kepala Sekolah, kepada Blaine Harden --penulis buku Escape from Camp 14.
"Banyak siswa kami yang bersembunyi di Cina selama bertahun-tahun tidak punya akses ke sekolah. Karena anak-anak di Korut tumbuh besar dengan memakan kulit kayu dan berpikir kalau itu adalah hidup normal," lanjutnya.
Dilaporkan juga bahwa mayoritas masyarakat di Korut hidup dengan ketakutan berlebih. Salah-salah bicara, mereka bisa dilaporkan ke polisi karena dianggap menghina negara.
Sumber
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !